Pages

Saturday, May 7, 2011

NEW EXPERIENCE

Tadi pagi gue ikut olimpiade ips tingkat kabupaten/kota di SMPN 11 Jaksel. Ini lomba yang paling mendadak. gue baru dikasih tauin kalo gue ikut itu 2 hari sebelum perlombaan. dan belajarnye bener bener ngebut. gue udah mau mati pas ngeliat kisi2nya yang bejibun sampe muntah. semuanya udah gue pelajarin dalam waktu 2 HARI! Bayangin 2 hari doang buat persiapan olimpiade nasional kayak gitu. DAN TERNYATA, soal yang keluat itu banyak menyimpang dari kisi kisi yang dikasih. OH MY GOD, I JUST CAN WISH THE BEST. idk anymore. Itu bener bener susah banget menurut gue. karena emang gue bukan anak yang mainannya olimpiade2 gitu. Weleh bener bener ngga nyangka banget soalnya kyk gitu. Dan harus ngerjain 100 soal. Actually gue ngga berharap besar gitu untuk lolos ke tingkta selanjutnya. "yaaa kalo lulus syukur alhamdulillah, kalo engga yaudah gapapa. jadiin aja sebagai pengalam baru" kata bu ika, guru pembina ips gue. SETUJU 2000 PERSEN SAMA BU IKA.
Seru sih ikut kyk gitu2, jadi bisa ngukur kemampuan kita sampe mana dibandingkan anak2 sekolah lain. yaa yaudahlah, abis olimpiade gue haru cepet2 balik ke sekolah. karena gue masih ada kerjaan yang lainnya!

latian tralix. ini kegiatan rutin gue, seminggu 3 kali, udah kayak minum obat (?) besok gue mau lomba minggu depannya lagi lomba lag. besoknya lagi tampil. wuih! even im a tudent but my schedule have fix appointments loh. keren yaa, jadi my schedule ngga bisa diganggu seenanknya aja. Apalagi sekrg lagi musim ulangan. woww, harus extra strong nih!

yaudah segini aja deh dulu posting gue kali ini, semoga God give the best for me. DOAIN YA SEMUAAAAA :*

Monday, May 2, 2011

RESENSI BUKU


Karena gue males banget untuk buat tulisan baru, jadinya gue kali ini akan ngepost tugas bahasa indonesia aja yah! Tentang resensi buku yang gue baca.


Judul buku: I am Number Four
Pengarang: Pittacus Lore
Penerbit: Mizan Fantasi
Jumlah Halaman: 493 halaman

Sepuluh tahun lalu, sembilan anak dilarikan ke Bumi dari Planet Lorien yang hancur karena perang. Anak-anak tersebut disembunyikan di berbagai tempat di bumi dan dimantrai sehingga kaum Mogadorian yang kejam tidak bisa membunuh mereka, kecuali secara berurutan. Kini, satu per satu anak itu terbunuh sesuai urutan nomornya: Satu, Dua, Tiga. Dan, John Smith adalah nomor 4.
Itulah sebabnya John selalu dalam pelarian. Berpindah-pindah, memakai nama dan identitas baru setiap enam bulan. Ia selalu berusaha untuk tak diperhatikan, tak menjadi sesuatu yang dilihat. Hingga pelariannya membawanya ke Paradise, Ohio. Disana ia menemukan Sarah. Wanita yang berhasil memikat hatinya.
Disana, John berusaha sekuat tenaganya untuk mengembangkan pusaka Lorien: menggerakan suatu benda hanya dengan pikiran, tahan panas, berkomunikasi dengan binatang, mengeluarkan cahaya dari tangan, dan masih banyak lagi. Agar nanti pada saat waktunya tiba, Ia siap menghadapi kaum kejam Mogadorian.
Dalam mengembangkan pusakanya itu , John dibantu oleh cepan atau penjaganya dari Lorien yang bernama Henri. Henri dianggap seperti ayahnya sendiri. Mereka hidup tak hanya berdua, namun juga bersama Bernie Kosar. Anjing yang baru ia pelihara semenjak tinggal di Paradise yang tak tahu asalnya dari mana.
Sebetulnya, Mogadorian iri dengan sumber daya alam yang dimiliki Planet Lorien. Itu sebabnya mereka menghancurkan planet Lorien menjadi neraka sebagaimana planetnya. Tak puas dengan itu, mereka ingin merebut bumi untuk menjadi tempat tinggal mereka selamanya. Kini, mereka hidup tersamar di tengah-tengah kalian, di kota kalian, menjadi tetangga kalian.
Hingga pada suatu hari, tempat yang dikunjungi John dalam sebuah acara tiba-tiba terbakar. Semua orang behamburan keluar dan menyelamatkan diri mereka masing-masing. Namun Sarah -- kekasihnya, masih terperangkap dalam kebakaran itu. Dengan tekad yang kuat , John menyelamatkan Sarah dengan kemampuan tahan panasnya itu. Saat berhasil keluar dari kebakaran itu, semua orang tercengang dan begitu pula dengan wartawan berita yang ingin meliput. Bagaimana bisa menusia tahan panas seperti itu?
Ia tak boleh menjadi pusat pehartian. Namun, kenekatannya tadi membuat semua orang memperhatikannya. Bahkan media-media. Dan itu berarti mempermudah Mogadorian menemukan John. John selalu mengelak dengan banyak alasan. Tapi, itu semua sia-sia. Wartawan pun telah menduga bahwa John ialah alien yang kejam, yang ingin merebut Bumi. Padahal, pada kenyataannya John justru ingin menyelamatkan Bumi.
Keesokan harinya, John sekolah seperti biasa namun dengan rasa was-was. Tak bisa dengan tenang. Dan ternyata kaum Mogadorian mengepung sekolah John saat setelah pulang sekolah. Saat itu hanya ada John dan Sarah disana. Saat mereka tahu sekolahnya dikepung oleh kaum Mogadorian, mereka mengumpat disalah satu kelas yang ada. Tiba-tiba, ada sesosok makhluk di belakang mereka yang menarik mereka dengan kasar. John dan Sarah tak dapat melawannya.
Ternyata, makhluk itu ialah Nomor Enam. Ia perempuan yang sangat kuat dan pemberani. Ia mencari Nomor Empat, karena ia merasa ini sudah waktunya untuk menyerang bersama. Akhirnya perang itu dimulai. John, Nomor Enam, dan Henri berusaha dengan ekuat tenaga untuk kabur dari sekolah itu. Karena akan segera datang prajurit-prajurit perang Mogadorian yang berbadan sekitar 6 meter.
Perang pun tak dapat terelakkan. Darah mereka semua bercucuran. Tak ada kata putus asa disana. Semangat membara menjaga bumi. Kaum Mogadorian semakin kejam dan jumlahnya juga semakin banyak. Membuat John, Nomor Enam, dan Henri kewalahan. Ternyata, mereka tak hanya bertiga. Ada sesosok binatang buas yang sangat besar, yang kira-kira memiliki tinggi badan 12 meter, memihak pada bangsa Loric. Itu ternyata ialah Bernie Kosar yang dapat berubah menjadi binatang apapun.
Setelah berjam-jam perang itu akhirnya selesai. John, Nomor Enam, Henri, Sarah, dan teman John yang bernama Sam dan Mark segera pergi jauh-jauh dari Paradise, Ohio. Esok harinya, John dengan sangat berat hati harus meninggalkan Sarah kekasihnya, untuk terus berlari. Terus berlari, hingga titik darah penghabisan.

AMAZING BOOK!! Pittacus Lore membuat saya melayang jauh, seakan-akan berada di tempat kejadian. Setiap detail katanya saya nikmati satu persatu. Saya ikut merasakan semua yang dirasakan John. Tegang, ngeri, sedih, senang, kesal, semuanya campur menjadi satu. Hingga tak sadar bahwa buku itu telah habis. Dan barulah pada saat itu saya menyadari bahwa saya ada di dunia nyata.
Tidak hanya seru cerita saja, tapi juga mengandung banyak informasi yang membuat pengetahuan saya semakin luas. Membuat garis imajinasi saya semakin melayang tanpa arah bebas ke negeri antah berantah. Walaupun saya menceritakan pada Anda dengan sejuta kata, itu tidak sebanding dengan membacanya sendiri. Rasakan sendiri!!
Saya sangat menunggu kelanjutan bukunya, “The Power Of Six”.

Ditulis oleh: Dira Noveriani Hanifah
I am Number Eight.